اسلام عليكم يا إخاوان.
Penggunaan dhomir dalam do'a
Dalam do'a kita sering diketemukan dengan dhomir (kata ganti) dan yang selalu kita jumpai adalah kata ganti orang.
Kata ganti / dhomir ada 2 garis besar penggolangannya, yaitu Muttasil dan Munfasil
Pada do'a yang sering digunakan adalah dhomir ي (ii) = ku /aku/saya, atau biasa disebut dhomir Mutakallim atau dhomir untuk diri sendiri (tunggal / mufrod)
dan dhomir نا (naa) = kami biasa disebut dhomir jamak.
Untuk penggunaan ي dan نا tidak ada perbedaan antara muannas dan muzakar
Isim Dhomir ini semua termasuk jenis dhomir Muttasil ( penggunaanya digabung dengan kata/fi'il/isim sebelumnya)
:مثالcontoh
ربِّ هَبْ لِي
Robb hablii
Ini jenis dhomir ي
Diginakan bila doa untuk diri sendiri /tunggal/mufrod
Namun bila ada yg meng-aamiini afdol nya diganti نا
Maka akan jadi seperti ini
ربِّ هَبْ لَنَا......
Robb hablanaa ......
Atau bisa seperti ini :
ربٌنا هب لنا....
Contoh lain
Robbigfirlii menjadi Robbigfirlanaa
Waliwalidii menjadi Waliwalidina
Warkham huma (jamak mereka berdua) menjadi warkham hum (jamak lebih dari 2 org)
Soghiro menjadi Shigoro
Dst
Referensi :
عَنْ ثَوْبَانَ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:«لَا يَؤُمُّ عَبْدٌ فَيَخُصَّ نَفْسَهُ بِدَعْوَةٍ دُونَهُمْ، فَإِنْ فَعَلَ فَقَدْ خَانَهُمْ» [رواه الترمذي وحسنه: 357].
Dari Stauban RA berkata : Rasululloh SAW bersabda : “Tidak boleh seorang hamba mengimami doa lalu mengkhususkan dirinya tanpa menyertakan para makmum. Maka kalau dia melakukan itu berarti dia mengkhianati mereka” (H.R. Turmudzi : 357).
Berdasarkan hadits ini, maka tidak boleh orang yang menjadi imam dalam berdoa membaca lafadz mufrod atau dlomir mufrod (mutakallim wahdahu). Oleh karena itu para ulama membolehkan pembacaan doa ma’tsur dalam Al-Qur’an dengan mengubah lafadz mufrod menjadi jamak atau dlomir mutakallim wahdahu menjadi dlomir mutakallim ma’al ghoir.
Mohon dikoreksi bila ada yg krg tepat
Semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar